Suara bising
terdengar sangat keras di ruang kelas Tere, banyak anak-anak yang bermain
kesana kemari karena tak ada guru. Semuanya ribut dengan urusannya sendiri, ada
yang bermain laptop dan hp, ada yang mengerjakkan tugas, ada yang curhat-curhatan
dan masih banyak lagi. Semuanya asyik dengan urusannya masing-masing. Namun
hanya dialah seorang anak yang tak berbuat apa-apa di kelas, dia hanya melamun
terus menerus tanpa bergabung dengan yang lainnya. Ya dia adalah Tere, anak
yang sebenarnya aktif sekali tiba-tiba saat itu dia hanya bisa terdiam.
“Andaikan dia tidak
mengatakan sesuatu itu padaku, aku pasti masih bahagia bersamanya saat ini”
ujar Tere dalam hati
Teng teng teng...suara bel
istirahatpun berbunyi. Tere tersadar saat terdiam dalam lamunannya itu. Dia
langsung keluar dari ruangan kelasnya. Ternyata Tere menemui sahabatnya di
kelas sebelahnya.
“Hai Ra, sini dong
aku mau curhat “ teriak Tere pada Rara
“Iyaiya Re, oke “
Tere langsung mengajak Rara ke
suatu tempat yang sepi, tempat yang tak ada orang di sekelilingnya, tepatnya di
depan ruang perpustakaan .
“Ra, aku sedih “
“Loh kenapa Re ?
Masih keinget terus sama Doni yaa ?
“Iyaa Ra, aku inget
dia terus, aku masih sayang sama dia Ra, aku aku....” Tere meneteskan air mata
“Ih Tere jangan
nangis ah, masa gitu aja nangis, nih usap air matamu, malu ntar dilihat orang
loh” Rara memberikan sebuah tisu untuk Tere
Ternyata Tere mengingat mantan
kekasihnya itu, Doni. Doni adalah seseorang yang sangat Tere cintai dari dulu,
mungkin sudah 2 tahun mereka menjalin sebuah hubungan, meski sering putus
nyambungnya dan sering berantemnya tapi Tere tak mau kehilangan Doni. Hal yang
paling menyakitkan saat itu adalah saat Tere mendapatkan pesan dari Doni, bahwa
dia meminta putus dengan Tere. Semua itu terjadi saat Tere dan Doni berpisah
dalam sekolah yang berbeda, tak seperti dulu saat masa SMP yang selalu bersama.
Tere membuka sebuah akun
facebooknya. Tak disangka-sangka Doni seorang yang sangat dia cinta berfoto
mesra dengan seorang perempuan yang tak pernah dilihatnya. Eh ternyata setelah
melihat info facebooknya, mereka sudah berpacaran, padahal baru hari kemaren Tere
dan Doni putus.
“Berarti dia
sebelumnya sudah dekat dengan cewe itu, aahh “ ucap Tere dalam hatinya sambil
menangis mengingat sang mantannya itu
Lagu demi lagu yang mengisahkan sang mantan diputar terus olehnya. Yaa memang
sangat sakit bagi Tere setelah mengetahui semuanya itu. Orang yang sangat dia
cintai ternyata menghianatinya. Janji-janji yang pernah dia katakan ternyata
semua itu hanya bulsit dan tak ada rubahnya.
Rara menemui Tere di depan kelas
mereka yang saling bersebelahan
“Ter, kamu sudah
liat itu ? emm itu ....” ucap Rara dengan terbata-bata
“Lihat apa Ra, yang
jelas dong ngomongnya” kesal Tere
“Lihat fotonya Dono
sama cewe lain ?”
“Oh itu, iya sudah”
jawab Tere dengan singkat
“Kok kamu ngga
nangis lagi ? biasanya “ menyindir Tere
“Ngapain aku
nangisin dia lagi, aku udah mau nglupain dia dari hidupku lah Ra, jadi tolong
yaa jangan cerita-cerita lagi tentang yang dulu-dulu
“Oh iya Re, maaf
deh ngga lagi-lagi”
“Iyaa udah ngga
papa “
Tere mulai mencoba untuk
melupakan Doni. Dia tak ingin terus menerus memikirkan orang yang sudah
menghianatinya dan membuatnya sakit.
Saat Tere berjalan pulang di
sekolah dengan sahabatnya, tiba-tiba ada mba Uni yang meledeki Tere
“Ciee, yang lagi
deket sama Rian cieee” ledek mba Uni i sambil berjalan
“Ih apaaan si mbaa,
kata siapa laah”
“laah yaa buktinya
komen-komenan di statusmuitu, makan-makan laah haha “
“Apaaan si mba lah
orang ngga engga koh” tersenyum kebingungan
Tere melanjutkan perjalanannya
itu. Dia masih bingung ucapan yang dikatakan mba Uni itu. Dia memang sudah
akrab dengan mas Rian sejak dia masuk SMA itu, mas Rian yang pertama sms
basa-basi dengan Tere, namun tak pernah menyebutkan namanya. Setelah dia
komentar di statusnya Tere, Terepun tersadar, ternyata yang selama itu sms.an
dengannya adalah mas Rian kaka kelas yang tinggi dan berkulit putih itu.
Saat Tere sedang berjalan
tiba-tiba tak disangka ada mas Rian di depan gerbang sekolah. Sungguh Tere malu
sekali, namun dibalik malunya itu ternyata tersimpan sebuah perasaan yang
membuat hatinya berdegup sangat kencang.
“apakah aku suka
sama mas Rian, ah tapi itu tidak mungkin, tapi..” ucap Tere dalam hati
Hari demi hari berlalu. Ledekan
itu masih teringat di pikiran Tere, dan karena hal itu Tere jadi menyimpan
sebuah perasaan yang membuatnya senang.
“Ter, woy kok kamu senyum-senyum
sendiri liat hape melulu, tumben “ ledek Rara
“Ih apaan si Ra
lah, ngledek lah”
“Yaa kenapa yaa,
cerita yaa, masa ngga cerita tah jahat yakin “
“Leh iya nih tek
critain, aku suka sama mas Rian Ra, gara-gara waktu itu tuh diledekin sama mba
Uni haha”
“Hah ? hahaha
ternyata kamu sudah membuka hati kamu buat mas Rian, eciyee” ledek Rara dengan
spontan
“Laah tapi mas Rian
kalo sms singkat-singkat Ra”
“Ya namanya juga
cowo kan beda-beda mungkin mas Rian tuh tipe cowo yang ngga terlalu suka
sms.annya panjang”
“Yaa mungkin saja
Ra”
Galau, hati Tere galau saat
malem itu mas Rian tidak sms kepadanya, padahal biasanya dia sms.an dengan
Tere. Namun tiba-tiba ada sebuah pesan dari seorang kaka kelas yang dekat juga
dengannya. Dia adalah Ben, mas Ben adalah ABAS alias Anak Basket yang tak lain
terkenal di sekolah itu dengan jago basketnya. Dia akhir-akhir sms terus dengan
Tere. Ternyata semua itu adalah awal dari semua yang direncanakannya yaitu PDKT
(pendekatan) yang seterusnya menembak Tere.
Hal itu membuat Tere bimbang atas semuanya. Dia harus bagaimana, diapun
tak sungkan bercerita pada Rara sahabatnya dan meminta saran dari Rara
“Ra, aku harus
gimana ? menurutmu cocok ngga sih aku sama mas Ben ?
“Yaa dia cakep kok
Re, terkenal ABAS lagi (Anak Basket),
trima aja Ter” ledek Rara dengan
ketawa-tawa
“Ih ngledek lah
kamu tah, apa cocok aku sama mas Ben?
“Yaa memang agak
ngga cocok tapi kan yang penting kamu juga cinta kan ?
“Lah engga laah,
aku malu Ra, lagian aku juga belum ada cinta sama mas Ben, aku kan sukanya sama
mas Rian bukan mas Ben”
“Laah yaa udah ngga
usah ditrima kalo gitu mah, masih banyak cowo inih, aku comblangin apa sama
kaka kelas 3 yang saudaraku juga, dia juga cakep loh” ajak Rara
“Laah engga lah Ra,
aku mah baru pertama suka sama kaka kelas pas suka sama mas Rian, ngga usah
comblang-comblangan segala lah, aku malah ngga suka “
“Heehe maaf deh,
iyaa ngga kok”
Tere masih suka dengan mas Rian,
yaa walaupun mas Ben terus kirim-kirim sms dengannya tapi Tere tak pernah ada
rasa sekalipun dengannya dan menolak cintanya itu. Yang ada dipikirannya yaitu hanya
mas Rian.
Bimbang, hati Tere semakin bimbang.
Mas Rian yang ia sukai tak kunjung-kunjung sms kepadanya, padahal dia sangat
mengharapkan sms darinya, namun malah mas Ben yang terus menerus sms kepadanya.
Tere membuka akun facebooknya di
laptop, yaa secara pasti dia bisa lihat teman-temannya yang sedang online di
facebook, dan ternyata mas Rian sedang online. Hal itu membuat Tere menjadi
gemes dengannya, padahal dia sudah sms duluan tapi malah tidak dibalas-balas,
dan dia mencoba untuk chatting dengan mas Rian
“Heeem”
Hanya sebuah kata singkat yang
ia ketik, setelah beberapa lama mas Rian tak pernah membalas chattingnya maupun
sms yang Tere kirimkan itu. Itu semua membuat Tere kesal, dan akhirnya Tere tak
pernah sms.an lagi sama mas Rian, takut membuatnya malah tambah sakit.
“Ter, itu liat tuh
ada mas Rian”
“Apaan lah Ra, aku
udah ngga mau mikirin dia lagi, aku udah kesal banget sama dia gara-gara hal
itu”
“Oh yaudah deh,
enjoy aja lah ada aku inih, hehe “
“Haha iyaa lah Ra,
makasih yaa Ra, slalu ada disampingku”
“Iyaaa samasama
Tere sahabatku sayang”
Gara-gara cinta memang bisa membuat
orang jadi senang, tapi gara-gara cinta juga dapat membuat orang sakit karena
cintanya.
0 komentar:
Posting Komentar